Rabu, 09 Juni 2010

Di balik bakmi

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.

Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.

Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”

” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.

Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai.

“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…

ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”

“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata

“Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb.

“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya.

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.

Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”

Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.

Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
READ MORE>>

Senin, 03 Mei 2010

Kisah Salman Mencari Kebenaran

Salman al-Farisi pada awal hidupnya adalah seorang bangsawan dari Persia yang menganut agama Majusi. Namun dia tidak merasa nyaman dengan agamanya. Pergolakan batin itulah yang mendorongnya untuk mencari agama yang dapat menentramkan hatinya.

Kisah Salman diceritakan langsung kepada seorang sahabat dan keluarga dekat Nabi Muhammad bernama Abdullah bin Abbas:

Salman dilahirkan dengan nama Persia, Rouzbeh, di kota Kazerun, Fars, Iran. Ayahnya adalah seorang Dihqan (kepala) desa. Dia adalah orang terkaya di sana dan memiliki rumah terbesar.

Ayahnya menyayangi dia, melebihi siapa pun. Seiring waktu berlalu, cintanya kepada Salman semakin kuat dan membuatnya semakin takut kehilangan Salman. Ayahnya pun menjaga dia di rumah, seperti penjara.

Ayah Salman memiliki sebuah kebun yang luas, yang menghasilkan pasokan hasil panen berlimpah. Suatu ketika ayahnya meminta dia mengerjakan sejumlah tugas di tanahnya. Tugas dari ayahnya itulah yang menjadi awal pencarian kebenaran.

“Ayahku memiliki areal tanah subur yang luas. Suatu hari, ketika dia sibuk dengan pekerjaannya, dia menyuruhku untuk pergi ke tanah itu dan memenuhi beberapa tugas yang dia inginkan. Dalam perjalanan ke tanah tersebut, saya melewati gereja Nasrani. Saya mendengarkan suara orang-orang shalat di dalamnya. Saya tidak mengetahui bagaimana orang-orang di luar hidup, karena ayahku membatasiku di dalam rumahnya! Maka ketika saya melewati orang-orang itu (di gereja) dan mendengarkan suara mereka, saya masuk ke dalam untuk melihat apa yang mereka lakukan.”

“Ketika saya melihat mereka, saya menyukai salat mereka dan menjadi tertarik terhadapnya (yakni agama). Saya berkata (kepada diriku), ‘Sungguh, agama ini lebih baik daripada agama kami’”.

Salman memiliki pemikiran yang terbuka, bebas dari taklid buta. “Saya tidak meninggalkan mereka sampai matahari terbenam. Saya tidak pergi ke tanah ayahku.”

Dan ketika pulang, ayahnya bertanya. Salman pun menceritakan bertemu dengan orang-orang Nasrani dan mengaku tertarik. Ayahnya terkejut dan berkata: “Anakku, tidak ada kebaikan dalam agama itu. Agamamu dan agama nenek moyangmu lebih baik.”

“Tidak, agama itu lebih baik dari milik kita,” tegas Salman.

Ayah Salman pun bersedih dan takut Salman akan meninggalkan agamanya. Jadi dia mengunci Salman di rumah dan merantai kakinya.

Salman tak kehabisan akan dan mengirimkan sebuah pesan kepada penganut Nasrani, meminta mereka mengabarkan jika ada kafilah pedagang yang pergi ke Suriah. Setelah informasi didapat, Salman pun membuka rantai dan kabur untuk bergabung dengan rombongan kafilah.

Ketika tiba di Suriah, dia meminta dikenalkan dengan seorang pendeta di gereja. Dia berkata: “Saya ingin menjadi seorang Nasrani dan memberikan diri saya untuk melayani, belajar dari anda, dan salat dengan anda.”

Sang pendeta menyetujui dan Salman pun masuk ke dalam gereja. Namun tak lama kemudian, Salman menemukan kenyataan bahwa sang pendeta adalah seorang yang korup. Dia memerintahkan para jemaah untuk bersedekah, namun ternyata hasil sedekah itu ditimbunnya untuk memperkaya diri sendiri.

Ketika pendeta itu meninggal dunia dan umat Nasrani berkumpul untuk menguburkannya, Salman mengatakan bahwa pendeta itu korup dan menunjukkan bukti-bukti timbunan emas dan perak pada tujuh guci yang dikumpulkan dari sedekah para jemaah.

Setelah pendeta itu wafat, Salman pun pergi untuk mencari orang saleh lainnya, di Mosul, Nisibis, dan tempat lainnya.

Pendeta yang terakhir berkata kepadanya bahwa telah datang seorang nabi di tanah Arab, yang memiliki kejujuran, yang tidak memakan sedekah untuk dirinya sendiri.

Salman pun pergi ke Arab mengikuti para pedagang dari Bani Kalb, dengan memberikan uang yang dimilikinya. Para pedagang itu setuju untuk membawa Salman. Namun ketika mereka tiba di Wadi al-Qura (tempat antara Suriah dan Madinah), para pedagang itu mengingkari janji dan menjadikan Salman seorang seorang budak, lalu menjual dia kepada seorang Yahudi.

Singkat cerita, akhirnya Salman dapat sampai ke Yatsrib (Madinah) dan bertemu dengan rombongan yang baru hijrah dari Makkah. Salman dibebaskan dengan uang tebusan yang dikumpulkan oleh Rasulullah SAW dan selanjutnya mendapat bimbingan langsung dari beliau.

Betapa gembira hatinya, kenyataan yang diterimanya jauh melebihi apa yang dicita-citakannya, dari sekadar ingin bertemu dan berguru menjadi anugerah pengakuan sebagai muslimin di tengah-tengah kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang disatukan sebagai saudara.

Kisah kepahlawanan Salman yang terkenal adalah karena idenya membuat parit dalam upaya melindungi kota Madinah dalam Perang Khandaq. Ketika itu Madinah akan diserang pasukan Quraisy yang mendapat dukungan dari suku-suku Arab lainnya yang berjumlah 10.000 personel. Pemimpin pasukan itu adalah Abu Sufyan. Ancaman juga datang dari dalam Madinah, di mana penganut Yahudi dari Bani Quradhzah akan mengacau dari dalam kota.

Rasulullah SAW pun meminta masukan dari sahabat-sahabatnya bagaimana strategi menghadapi mereka. Setelah bermusyawarah akhirnya saran Salman Al Farisi atau yang biasa dipanggil Abu Abdillah diterima. Strategi Salman memang belum pernah dikenal oleh bangsa Arab pada waktu itu. Namun atas ketajaman pertimbangan Rasulullah SAW, saran tersebut diterima.

Atas saran Salman itulah perang dengan jumlah pasukan yang tak seimbang dimenangkan kaum Muslimin.

Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, Salman dikirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga dia wafat.

Diolah dari Wikipedia, The Search for The Truth -by a Man Known as Salman the Persian karangan Dr Saleh as-Saleh, dan sumber-sumber lainnya. (jri)

Sumber: ramadan.okezone.com.
READ MORE>>

Senin, 26 April 2010

Perjalanan Maya

‘TOMBO ATEE’ tour

SELAMAT DATANG DILAYANAN perjalananan MAYA kami. Untuk pemberitahuan ,perjalanan ini bukan s ekedar perjalanan biasa .untuk yang berminat tidak dikenakan biaya sepeserpun layanan kami . hanya membutuhkan penghayatan yang murni 100% .kami menyadiakan 2 tempat tujuan

1.HEAVEN PARK

2-HELL RAVINE

 HEAVEN PARK

Deskripsi singkat: Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata,”bagaimana bisa menilai tempat yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya, yang dijadikan sebagai tempat tinggal bagi para kekasih-Nya. Tempat yang dipenuhi dengan rahmat, kemuliaan, dan keridhaan-Nya. Dia sifati kenikmatannya dengan keberuntungan yang besar. Dia kuasakan dengan kekuasaan yang besar. Dia tinggalkan kebaikan dalam setiap sudutnya dan Dia bersihkan dari setiap celah, bahaya, dan kekurangan.”


DATA-DATA:

Tanah& debu : misik& za’faron
Atap : arsy Ar-Rahman
Tanah liat : minyak misik yang semerbak
Kerikil : permata dan batu mulia
Bangunan : bata merah, terbuat dari perak dan emas
Pepohonan : tidak ada pohon kecuali dilapisi dengan perak &emas
Buah2an : lebih halus dari pada tepung mentega dan lebih manis daripada madu
Dedaunan : seperti kain sutra yang paling halus
Sungai2 : air susu yang tidak akan berubah rasanya, khamer yang nikmat bagi orang-orang yang minum,dan madu yang sangat jernih
Pintu : punya 8pintu
Tingkatan2 : punya seratus tingkatan, jarak antar tingkat sama seperti jarak antara langit dan bumi.

FASILITAS:
Makanan : -buah2an:bebas memilih, mudah dipetik.
-daging: daging burung , sesuai keinginan
Minuman: campurannya jahe, terjamin bersih, campuran khamer murni
Pakaian : pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal


PUNCAK KENIKMATAN: “wajah2 (mukminin) pada hari itu berseri seri . kepada Rabbnya lah mereka melihat.”(Al-Qiyamah:22-23)

 HELL RAVINE

Deskripsi singkat: AlGhazali berkata, “ wahai orang yang lalai akan dirinya, terpedaya oleh apa yang menimpanya karena kesibukan2 dunia yang akan selesai dan sirna ! janganlah memikirkan apa yang akan kau tinggalkan. Arahkanlah pikiranmu pada tempat persinggahanmu. Sebab, engkau telah diberitahu bahwa neraka akan dikunjungi oleh semua orang, ketika dikatakan: “ Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu ialah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang2 yang bertakwa dan membiarkan orang yang zalim didalam neraka dalam keadaan berlutut.”(maryam 71-72)
Oleh karena itu, kedatangan anda ke neraka adalah sebuah kepastian. Sedangkan keselamatan anda darinya masih diragukan. Oleh sebab itu, tanamkanlah kengerian neraka dalam hati anda, semoga anda mempersiapkan diri untuk selamat darinya.


DATA-DATA:

Kedalaman neraka : ‘batu besar yang dilemparkan dari tepi jahannam dan melayang kedalamnya selama 70 tahun, namun tidak juga mencapai dasarnya.

FASILITAS

Makanan : pihon yang berduri, pohon zaqqum(yang seandainya diteteskan dia akan merusak kehidupan penghuni dunia),darah dan nanah, api.

Minuman :nanah, air mendidih
Pakaian : terbuat dari pelangkin(tir,cepat terbakar)


SILAHKAN, MAU PILIH YANG MANA?????
READ MORE>>

Rabu, 07 April 2010

SEPUTAR HATI


Imam Gazali dalam Ihya Ulumuddin membuat bab khusus yg membahas Keajaiban Hati (`Ajaib al Qalb). Menurut Al Gazali kemuliaan martabat manusia disebabkan krn kesiapannya mencapai makrifat kepada Allah, & hal itu dimungkinkan karena adanya hati. Dgn hati, manusia mengetahui Allah & mendekati Nya, sementara anggauta badan yg lain berfungsi sebagai pelayannya. Hubungan hati dgn anggauta badan dimisalkan Al Gazali seperti raja dengan rakyatnya, atau seorang tukang dgn alatnya pertukangannya. . Hubungan hati dgn angauta badan dipandang sebagai ilmu lahir, sementara akses hati ke alam langit (`alam al malakut) masuk kategori ilmu batin dimana didalamnya sarat dgn rahasia & keajaiban. Sahal at Tusturi menserupakan hati sebagai `arasy sementara dada merupakan kursiy, satu perumpamaan yg menggambarkan bahwa di dalam diri manusia seakan terdapat satu kerajaan tersendiri dimana hati bertindak sebagai raja.

Al Gazali mengatakan bahwa hati mempunyai dua unit tentara (junudun mujannadah), yaitu unit yg dpt dilihat dgn mata kepala & yg satu hanya dapat dilihat dgn mata hati. Yg pertama adalah anggauta badan, sedang yg kedua adalah daya2; daya penglihatan, daya pendengaran, daya hayal, daya ingat, daya fikir & daya hafal, yg bekerja dgn sistem yg sangat sophisticated & hanya Allah yg mengetahui hakikatnya. Dari kombinasi tentara lahir & batin itu dapat lahir kehendak (iradah), marah (ghodob), keinginan (syahwat),n pengetahuan (ilmu), & persepsi (idrak). Hati juga diibaratkan sebagai pesawat pemancar (dzauq) yg dpt menangkap sinnyal2 yg melintas. Kapasitas pesawat hati tiap orang berbeda-beda tergantung desain & baterainya.

Hati yg telah lama dilatih melalui proses riyadhah memiliki desain dgn kapasitas besar yg mampu menangkap sinyal yg jauh termasuk sinyal isyarat tentang masa yg akan datang. Hati seorang sufi bisa menangkap sinyal tentang prospek sesuatu (seperti penglihatan Nabi Khidir) sehingga kata2nya boleh jadi melawan arus atau tdk difahami oleh orang lain. dgn hatinya ia juga bisa berkomunikasi dgn orang lain yg berada di tempat lain atau di zaman yg lain, layaknya telpon genggam saja. Ketajaman hati juga diibaratkan sebagai
cermin (cermin hati). Orang yg bersih dari dosa, hatinya bagaikan cermin yg bening, yg begitu mudah untuk berkaca diri. Orang yg suka mengerjakan dosa2 kecil, hatinya buram bagaikan cermin yg terkena debu, jika digunakan kurang jelas hasilnya. Orang yg suka melakukan dosa besar, hatinya gelap bagaikan cermin yg tersiram cat hitam, dimana hanya sebagian kecil saja bagiannya yg dapat digunakan.

Sedangkan orang yg suka mencampuradukkan perbuatan baik dgn perbuatan dosa, hatainya kacau bagaikan cermin yg retak2, yg jika digunakan akan menghasilkan gambaran yg tdk benar. Hati yg sudah tumpul krn baterainya lemah seyogyanya diisi dgn stroom baru, yakni dgn melalui mujahadah & riyadlah. Ilmu sebagai produk intelektuil (akal) kebenarannya bersifat nisbi, antara `ilmal yaqin & `ainul yaqin, sedangkan ilmu sebagai produk hati atau qalb sebagai dzauq merupakan kebenaran hakiki (haqqul yaqin).
Sebagai penutup mari kita mencoba bercermin kepada hati kita masing2 agar kita juga tahu seberapa besar kapasitasnya. Kata Al Gazali orang yg tdk mengenal hati sendiri, pasti ia lebih tdk tahu lagi tentang hal lain. Wallohu a`lam.
READ MORE>>